Adanya Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga Elpiji Tabung 3 kg, UU No 41 tahun 2008 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2009 yang didalamnya terdapat anggaran untuk subsidi elpiji tabung 3 kg dengan volume sebesar 1,6 juta metrik ton (MT). Pemerintah sat ini berkomitmen unutk menuntaskan konversi minyak tanah ke elpiji pada tahun 2009, akan diselesaikan dengan membagi 23.044.211 paket tabung elpiji 3 kg.
Paket tabung gas itu akan dibagikan secara cuma-cuma Kepada rumah tangga dan usaha mikro pengguna minyak tanah. Daerah yang direncanakan akan dikonversi pada tahun ini (2009) antara lain Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bali, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan,” kata Sutisna melalui release-nya, Jakarta, Selasa (31/03/2009).
Jumlah paket tabung elpiji 3 kg yang telah berhasil dibagikan saat ini sebesar 4.946.098, terdiri atas 4.785.116 paket untuk rumah tangga dan 160.982 paket untuk usaha mikro.
Untuk tahun 2007, paket tabung elpiji yang telah dibagikan terkait program pengalihan mitan ke elpiji mencapai 3.975.789 paket yang terdiri atas 3.834.384 diperuntukkan untuk rumah tangga dan 141.405 paket untuk usaha mikro.
“Volume elpiji yang terealisasi sebesar 163.182 MT dan mitan yang tersisa sebesar 3.851.812 KL dengan wilayah konversi yaitu Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), Sumatera Selatan,Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Daerah Istemewa Yogyakarta dan Bali,” papar Sutisna.
Sedangkan untuk 2008, paket tabung elpji 3 kg yang dapat dibagikan sebanyak 15.037.539 paket yang terdiri atas 14.361.147 paket untuk rumah tangga dan 676.392 paket diperuntukkan untuk usaha mikro. “Realisasi volume elpiji untuk tahun 2008 sebesar 592.242 MT atau berhasil mengkonversi mitan sebanyak 2.059.536 KL sehingga mitan yang tersisa sebanyak 7.832.280 KL,” pungkasnya. (sunandar)
Dikutip dari www.indonesiaenergywatch.com